Selasa, 05 Agustus 2014

Seorang yang mencintaimu tidak akan membiarkanmu menunggu terlalu lama

Seorang yang mencintaimu tidak akan membiarkanmu menunggu terlalu lama.

Seorang yang kau cintai serupa angin. Merasa dalam dadamu namun tak pernah dapat sungguh kau dekap. Di seberang, kau hanya selalu menunggu. Berharap rasa yang Tuhan tiupkan padamu, seperti kali pertama ketika kau jatuh cinta pada matanya, tak pernah salah. Berdoa, ia yang selalu dalam perjalanan, akan menjemputmu dan menggenapkan perjalanannya untuk pulang bersamamu.

Kau tahu, mencintanya tak serupa mentari, yang tak pernah lupa mengirim hangat pada bumi. Betapa menunggunya serupa musim yang mengalami fluktuasi. Kau hanya selalu pulang sendiri dengan senyum kelu. Seraya berdoa, hukuman Tuhan akan segera dicabut dari ragamu.

Apakah kau sedang sungguh-sungguh mencintai? Kau bahkan tak paham sungguh apa itu cinta. Yang kau paham hanya cinta ayah ibumu. Mereka yang masih bersama hingga hari ini 34 tahun lebih sekian. Mereka yang tak pernah saling mendahului, namun saling mengerti dan melengkapi. Mereka yang tidak dalam kebersamaan, kemudian dengan manis saling mencari. Mereka yang samasekali tak pernah mengucap ‘aku mencintaimu’ namun cinta itu tercermin dalam setiap urusannya dengan keluarga dan anak-anaknya. Mereka yang mencintai, dengan lugu dan setia.

Heii.. tenanglah. Rasakan kelunya. Kau hanya sedang mengharapakan seseorang yang tak sedang bersungguh-sungguh ingin datang kepadamu.

Ketika kau belum yakin, kau menunggunya untuk menggenapkan keyakinanmu namun ia tak juga kunjung datang: maka lepaskan.

Menyepi, 5 Agustus 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar