Pada Desember tahun lalu, untuk
pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Kepulauan Karimunjawa, salah satu surga
Indonesia yang terletak di wilayah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Lebih dari cerita yang dituturkan beberapa teman, Karimunjawa ternyata menyimpan keindahan dan lanskap yang menakjubkan. Kekayaan laut, bukit, pantai, panorama alam, semuanya menyediakan pemandangan yang tak membuat bosan mata.
Saya bekerja di Humas salah satu
kampus terkemuka di Surabaya. Waktu itu, selama 3 hari, saya mengikuti puluhan
mahasiswa asing yang melakukan serangkaian kegiatan penutupan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di Karimunjawa. Selama tiga hari itu pula, kami mengunjungi berbagai
tempat di Karimunjawa. Kami melakukan wisata bahari, mengunjungi tracking hutan
mangrove, dan mengunjungi penangkaran hiu.
Kala itu, setelah melewati
perjalanan Jepara-Karimunjawa selama hampir dua jam menggunakan KMC Ekspress
Bahari, kami istirahat dan menghabiskan malam di salah satu hotel yang tidak
jauh dari pelabuhan Karimunjawa.
Hari berikutnya, kami mengunjungi
tracking hutan mangrove yang terletak di Desa Kemojan, Pulau Kemujan. Tracking
hutan mangrove yang kami kunjungi merupakan kawasan yang cukup luas. Jangan
khawatir karena ada guide yang
memandu perjalanan serta menjelaskan mengenai pengelolaan mangrove di sana.
Banyak ilmu baru yang kami dapat, khususnya tentang pentingnya konservasi hutan
mangrove.
Di tracking hutan mangrove, kami
juga diajak untuk menaiki menara kayu dengan tinggi puluhan meter yang
didirikan di atas rawa. Ada perasaan was-was ketika menaiki menara. Namun guide meyakinkan kepada kami bahwa ini
aman. Hanya saja, yang naik ke atas menara tidak diperbolehkan melebihi 20
orang. Sehingga kami harus bergantian. Dari atas menara, kami bisa melihat
hamparan hutan mangrove yang luas dan menakjubkan.
View yang bisa dilihat dari menara kayu yang terletak di hutan mangrove, Karimunjawa. |
Di hari berikutnya, kami diajak
untuk mengunjungi penangkaran hiu yang terletak di Desa Karimunjawa, Pulau
Menjangan Besar. Kami diberi kesempatan untuk bertanya-tanya seputar
pengelolaan penangkaran hiu di sana. Kami juga diberi izin untuk mencebur ke dalam
kolam tempat penangkaran hiu-hiu. Ini adalah pengalaman pertama saya berada
satu kolam dengan ikan hiu. Saya pikir, ini akan mengerikan. Ternyata mereka
tidak melakukan gigitan seperti yang sebelumnya saya bayangkan.
Kunjungan di penangkaran hiu
selesai dan selanjutnya kami melakukan wisata bahari. Seharian itu, kami
melakukan wisata bahari dengan mengunjungi beberapa pulau dan melakukan
snorkeling di sana. Ini adalah pengalaman pertama saya melakukan snorkeling.
Tadinya saya takut karena tidak memiliki kemampuan berenang. Ketakutan saya
lantas hilang, karena pemandu snorkeling meyakinkan saya bahwa olahraga ini
tidak akan membuat saya tenggelam.
Selain itu, ketika snorkeling, kami
dilengkapi dengan peralatan seperti pelampung, sepatu katak, snorkel, dan juga
masker selam. Sehingga alat-alat tersebut sangat membantu bagi para pemula
snorkeling.
Kami melakukan snorkeling di dua
tempat yang berbeda. Sungguh, keduanya menyajikan pemandangan alam bawah
laut yang menakjubkan. Kami bisa melihat karang dan ikan-ikan yang cantik. Saya
tidak tahu persis jenis ikan dan tumbuhan apa saja yang saya jumpai ketika itu. Namun
yang pasti, itu adalah pemandangan luar biasa yang tidak bisa saya dapat jika
saya hanya mengunjungi bibir pantai.
Melakukan knorkeling di Karimunjawa dan melihat alam bawah laut yang beraneka rupa |
Kami menikmati perjalanan dengan
kapal untuk beralih dari pulau satu ke pulau yang lain. Dari atas kapal, karena
warna air yang begitu biru dan jernih, kami bisa melihat pemandangan alam bawah
laut. Selama perjalanan, dari atas kapal kami juga melihat pulau-pulau lain
yang masuk dalam Kepulauan Karimunjawa ini. Beberapa mahasiswa mancanegara saya
dapati tak henti-hentinya memuji keindahan panorama ini. Beberapa dari mereka mengatakan, wilayah ini lebih indah dari wisata alam yang pernah mereka
datangi di Bali.
Perjalanan wisata bahari di Karimunjawa bersama mahasiswa asing |
Kabarnya, banyak tempat wisata
lain yang bisa dikunjungi di Karimunjawa. Namun karena terbatasnya waktu, kami harus
segera pulang menuju Surabaya dan melanjutkan aktivitas kembali. Sungguh perjalanan
wisata Karimunjawa yang tidak bisa saya lupakan. Semoga saya bisa kembali ke
sana, suatu saat nanti.
Surabaya, 10 Juni 2016