Secara pribadi, saya tidak setuju dengan pernyataan “sebuah media harus netral, tidak memihak”. Karena media memiliki kuasa untuk menggiring opini publik. Pernyataan tersebut akan menjadi bumerang ketika mendapati sebuah masyarakat yang akan melangsungkan pemilihan umum untuk menentukan pemimpin baru.
Bagaimana ketika media tengah dihadapkan pada pilihan dua calon; si A yang ‘baik’, dan si B yang ‘kurang baik/buruk’. Apa media akan membiarkan masyarakat memilih si B dan membiarkan negara api menyerang :-D ? Atau menggiring masyarakat agar memilih si A? (Jika memang kita (media) memiliki tujuan bersama yang baik, demi kemaslahatan umat dan demi perubahan yang lebih baik)
Media yang baik harus jujur: memberitakan hal-hal yang baik tanpa menutup-nutupi (jika memang terdapat) keburukan. Biarkan masyarakat yang memilih dan menentukan. Media yang baik berpihak pada kebenaran. Bukan berpihak atas nama percukongan.
… dan, definisi kebenaran adalah jelas; sesuai sebagaimana adanya (seharusnya), betul, tidak salah. Bukan kebenaran versi media A, kebenaran versi media B, dan seterusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar